Sebenarnya dalam sejarah perkembangan Teknologi Pendidikan /  Pembelajaran telah mengalami 3 (tiga) tahapan revolusi, Beckwith (1998:  4) menyebutnya Teknologi Masa Lampau, Teknologi Masa Sekarang dan  Teknologi Masa Depan.
Teknologi Masa Lampau, dilukis sebagai  teknologi yang menggunakan pendekatan peralatan (Tool Approach) yaitu  pemakaian peralat audio visual (OHP, Film bingkai, Film dsb) dalam usaha  membantu tenaga pendidik dalam memperbaiki pembelajarannya dalam kelas  artinya revolusi pertama ini mempunyai fungsi utama “membantu tugas  guru”.
Teknologi Masa Sekarang, dikenal sebagai teknologi yang  menggunakan pendekatan sistematik (Systematic Approach) yaitu  pengembangan dan penerapan proses-proses metodologis yang berlandaskan  hokum-hukum atau aturan-aturan dalam usaha untuk memudahkan belajar.  Sistematik berarti mengikuti urutan atau aturan. Artinya revolusi kedua  terfokus pada usaha merancang, mengembangkan dan mengemplimentasikan dan  menilai pembelajaran bermedia jadi system pembelajaran tersebut media  dirancang untuk mampu mengajar dan membelajarkan tanpa menghadirkan guru  sehintgga memerlukan langkah-langkah sistematik.
Teknologi Masa  Lampau, menggambarkan pengunaan pendekatan yang bersifat  sistematik(System approach) yang penciptaan keseluruhan merupakan satu  kesatuan yang bersifat dinamis (dari keadaan sebelumnya yang  merupakannkomponen-komponen yang lepas) dalamusaha untuk mempengaruhi  terjadinya transformasi belajar. Harapan dalam teknologi ini dapat  terciptanya persekolahan yang lebih baik, proses belajar yang lebih  baik, transformasi yang lebih baik, komunikasi instraktif yang lebih  baik dan dunia yang lebih baik.
Dari ulasan diatas, bagaimana kita  semua dalam menanggapi perkembangan sekarang dalam kenyataannya ? Kalo  boleh saya berpendapat: Kenyataan yang sebenarnya kalo kita melihat  bahwa teknologi pendidikan / pengajaran masih berada dalam keterbatasan,  inilah yang menjadi banyak menjadi kekecewaan pada kalangan teknolog  pendidikan / pengajaran, karena dalam kondisi sekarang ini teknologi /  pembelajaran masih belum mampu membantu mengatasi banyak persoalan dalam  bidang pendidikan dan pembelajaran. Padahal kita semua sekarang sudah  masuk pada era globalisasi yang perkembangannya semakin dasyat dirasakan  dan mau tidak mau kita terseret untuk dapat mengikuti dengan  keterbelengguan. Bagamana anda menanggapi permasalahan tersebut ?
Pada  abad 21 ini dikenal dengan sebutan masa atau era Globalisasi atau juga  disebut dengan era Informasi, secara sadar dapat dirasakan dampaknya  oleh masyarakat, terutama dengan semakin banyaknya saluran informasi  yang tersedia. Eric Ashby (1972) mengatakan bahwa telah terjadi revolusi  ke-empat dalam bidang Pendidikan. Revolusi pertama; ketika orang tua  menyerahkan anaknya untuk dididik oleh orang yang berilmu (guru),  Revolusi ke-dua; telah digunakannya alat tulis untuk keperluan  pendidikan, Revolusi ke-tiga; ditemukannya mesin cetak, sehingga materi  dapat disajikan dalam bentuk buku dan Revolusi ke-empat; telah  ditemukannya perangkat elektronik.Selanjutnya Eric Ashby memberikan 7  (tujuh)  ciri-ciri revolusi ke-empat antara lain:
- Berkembangnya pendidikan di luar kampus, sebagai bentuk pendidikan berkelanjutan.
 - Mahasiswa mendapatkan akses lebih besar dari berbagai sumber.
 - Perpustakaan sebagai pusat sumber belajar merupakan cirri dominan dalam kampus.
 - Bangnan kampus yang berserak dengan kampus inti dipusat dan kampus satelit yang ada di tengah masyarakat.
 - Tuntutan bagi mahasiswa untuk menguasai teknologi.
 - Tumbuhnya profesi bari dalam bidang media dan teknologi
 - Mahasiswa dituntut untuk belajar mandiri
 
Bukhopadhyay M (1995) juga berpendapat bahwa kecenderungan  globalisasi memicu dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang  konvensional kearah pendidikan yang lebih terbuka. Pendapat ini mengajak  kita pelaku pendidikan untuk tidak selalu dinina bobokan oleh kebiasaan  lama yang sudah menyatu dirinya untuk dipakai sebagai senjata yang  ampuh untuk menembus permasalahan pendidikan yang semakin komplek.  Pendidikan yang menyenangkan, enjoy harus dapat kita lakukan untuk  mengganti pola lama yang membosankan. Bishop G. (1989) meramalkan bahwa  pendidika masa mendatang akan bersifat luwes (fklexible), terbuka, dan  dapat diakses oleh siapapun. Mason R. (1994) berpendapat pendidikan masa  mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan, bukan gedung sekolah.  Sedangkan Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat  meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk  pendiikan dan latihan dan mempunyai arti yang sangat penting bagi  kesejahteraan ekonomi. Pendapat tersebut juga telah banyak member  pandangan pada kita semua untuk mendapatkan pendidikan dengan cara tidak  tergantung pada pendidikan / pembelajaran yang kaku akan tetapi kita  semua akan mendapatkan dari jaringan Teknologi Telekomunikasi dan  Informasi (TTI). Hal ini diperkuat dengan pendapat Romiszowiski &  Lewis (1995) yang memprediksi bahwa penggunaan “Computer Mediated  Communication (CMC)” atau komunikasi multimedia dengan computer dengan  kemampuannya mengintegrasikan sumber informasi secara on-line memiliki  peluang untuk dimanfaatkan dalampendidikan dan pelatihan mengingat CMC  dapat menyampaikan pendidikan yang bersifat Sinkronus (dua arah) maupun  asinkronus (searah).
Pandangan tersebut di atas kita dapat member  prediksi sebagai anggapan bahwa dengan globalisasi maka pendidikan di  masa mendatang akan lebih terfokus pada jaringan, terbuka dan dua arah,  beragam, multidisipliner serta terkait pada produktivitas kerja saat itu  juga dan kompetitif. Seharusnyalah kita selaku pemerhati pendidikan /  pengajaran tanggap dan menyadari bahwa perluasan kesempatan pendidikan  secara linier dan konvensional akan memakan waktu yang lama dan mahal,  mungkin saja akan kurang responsive terhadap gejolak dinamika perubahan.  Peluang-peluang yang ditawarkan oleh Teknologi Tinggi ini agar dapat  menerobos hambatan-hambatan dan keterbatasan-keterbatasan system yang  konvensional maka pemanfaatan teknologi hendaknya dilaksanakan secara  bijak.
RUJUKAN:
AECT (Association for Educational Communication and Technology),  1994, The Definition of Educational Technology, Washington, DC.
Ashby, Eric, 1972, The Fourth Revolution: Instructional Technology  in Higher Education,A Carnegie Commission on Higher Education  Report, New YorkK McGraw-Hill Book Co.
Bates, Tony, 1995, Technology, Open Learning AND Distance Learning,  London: Routledge.
  Beckwith, Don, 1988, The Future of Educational Technology, Canadian  Journal of Educational Communication.
  Bishop, G., 1989, Alternative Strategies for Education,  London: McMilan Publisher Ltd.
Ely, Donald P, 1997, Bahan Kuliah  Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta.
Heinich, Robert, 1984, The Proper Study of Instructional Technology,  Educational Communiction and Technology Journal.
Mason, R., 1994, Using Communiction Media in Open and Flexible  Learning, London: Kogan Page Ltd.
Miarso, Yusufhadi, 2005, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan,  Diterbitkan Atas Kerja Sama dengan Pustekkom DIKNAS, Kencana, Jakarta.
Mukhopadhyay, M., 1995, “Shiffting Paradigm in Open and Distance  Education” Paper presented at IDLN Fist Symposium, Yokyakarta.
Prawiradilaga, Salma, Dewi dan Siregar, Eveline, 2004, Mozaik  Teknologi Pendidikan, Diterbitkan atas kerjasama dengan Universitas  Negeri Jakarta (UNJ), Kencana, Jakarta.
Romiszowski, A. J., 1992, Computer  Mediated Communication: A Selected Bibliography, Englewood Cliffs,  NJ.: Educational Technology Publications.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar